Friday, May 23, 2008

Panaptikon dan Hegemoni Tubuh

Kapitalis menurut saya bukan hanya sebagai sistem ekonomi. Tapi dia adalah sebuah sistem kuasa dalam berbagai hal. Kebanyakan dari kita menganggap, kapitalis hanya mengambil nilai lebih seperti ide teori konflik Marx. Postmodernisme menemukan hal baru seiring dengan keberadaan teori-teori kebudayaan dan teori kritis. Mengawinkan kedua teori-teori tersebut, para ahli posmodernisme menukan adanya hegemoni dalam budaya yang dihasilkan sistem ekonomi kapitalis yang berhubungan dengan penubuhan. Tidak hanya tubuh perempuan, laki-laki yang diklaim dibenci feminis juga termasuk yang terhegemoni.

Dalam proses produksi, ada salah satu tahap dimana suatu barang perlu dipublikasikan (iklan). Dalam kaitannya dengan tubuh, stratifikasi sosial dalam kehidupan menjadi bertambah satu. Pertama, cantik(♀)/tampan(♂), kedua, lumayan/ga’ jelek-jelek amat (♀/♂),dan ketiga ancur (♂/♀). Meski ada yang bilang itu diferensiasi (hanya pembedaan dan tidak ada tingkatan yang tinggi, sedang dan rendah) namun saya akan tetap beraargumen itu merupakan stratifikasi. Why ? Karena saya yakin jika anda diminta memilih pacar atau pasangan hidup, maka anda akan memilih stratifikasi yang pertama yaitu cantik(♀)/tampan(♂).

Pada mulanya saya menganggap kalau tubuh saya ini bersifat naturalistik. Jika ibu saya berkulit coklat dan punya tubuh pendek dan “kawin” dengan bapak saya juga berkulit coklat dengan tubuh pendek, maka anda bisa liat saya sekarang seperti apa. Dan ketika saya tau bahwa ada mitos yang 75% saya percaya bahwa meminum air kelapa hijau saat mengandung dipercaya menjadikan anak yang lahir akan memiliki tubuh yang putih. Ada penyesalan dalam diri saya, namun ketika beranjak dewasa ada kesempatan lagi untuk merubah tubuh saya ini. Banyak di tv, majalah, koran, dan pacar saya mengiklankan betapa banyak produk yang bisa merubah kesempatan hidup. Kenapa kesempatan hidup ? anda ingat belakangan ini ada iklan yang menggambarkan tentang seorang wanita dengan rambut indah boleh ikut audisi padahal audisi sudah ditutup.

Tesis tulisan ini sebenarnya ingin mengatakan bahwa pada dasarnya tubuh ini merupakan sesuatu yang sosial bukan natural. Persoalannya bagaimana tubuh dikonstruksikan dan mengapa ? Respon sosial yang berbeda dan kesempatan hidup yang berbeda pula ketika usia, gender, warna kulit, kecantikan, tinggi dan berat badan dipertanyakan dan diperhatikan. Sebenarnya siapa yang menjadi dalang sehingga wacana ini menjadi sangat horor dan mengancam ? Pertanyaan tersebut sebaiknya kita jawab bersama dengan diskusi, saya hanya sebagai pembawa wacana.

Dalam tulisan ini saya hanya akan menggunakan satu tokoh sosiologi yang terkenal akan Discipline and Punish yang didalamnya terdapat konsep panaptikon Foucault dalam menjelaskan konsepnya tentang pendisiplinan yang menjelaskan bagaimana kuasa atas tubuh berlangsung secara otomastis, anonim, dan hegemonistik. Ada dua jenis tubuh yang akan saya paparkan, pertama tubuh sosial, yaitu suatu tubuh ideal yang dikonstruksikan masyarakat lewat interaksi dan budaya. Dan kedua tubuh fisik yaitu tubuh secara kasat mata. Mary Douglas bilang dalam bukunya Natural Symbol “tubuh sosial memaksakan suatu cara agar tubuh fisik dapat diterima”. Dari kalimat yang singkat ini, isinya mendukung konsep Foucault. Ada tiga inti yang sangat jelas dalam kalimat tersebut, Pertama, tubuh sosial dipuja dan dibentuk oleh sesuatu, kedua ada unsur pemaksaan agar tubuh fisik bisa diterima, dan yang ketiga untuk itu ada caranya. Mari kita diskusikan ................................

Lihat : Anthony Synnott, Tubuh Sosial, 2007, Jalasutra. Chris Shilling, The Body and Social Theory,edisi kedua 2003, London, Sage Publication. Dani Cavallaro, Critical and Cultural Theory, 2004, Niagara.

Dian F.

Sosiologi Pembangunan UNJ 03’

for DKS 10 Jan 08

No comments: