Tuesday, April 1, 2008

Masa Pengenalan Akademik

Oleh Candra Irawan H Sosiologi Pembangunan’05
BAGI mahasiswa/i baru kata MPA mungkin masih asing di telinga dan menjadi sebuah pertanyan, mungkin yang terlintas adalah sebuah ajang perpeloncoan senior terhadap junior. MPA (Masa Pengenalan Akademik) adalah kegiatan pengenalan universitas kepada mahasiswa/i baru. Di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) MPA dilakukan selama tiga hari dengan tujuan agar mahasiswa/i baru mengenal dan mengerti akan kegiatan civitas akademik dari mulai tingkatan Universitas hingga Jurusan. Pelaksanaan MPA dilakukan oleh panitia yang dibentuk dari mulai tingkatan Universitas, Fakultas dan Jurusan dan dalam kegiatannya dipantau dan diawasi oleh TIPE. Kegiatan MPA pun dimaksudkan untuk mengenalkan segala bentuk kegiatan akademik terutama yang berhubungan dengan administrasi mahasiswa/i hingga lembaga-lembaga pemerintahan baik itu OPMAWA maupun ORMAWA. UNJ yang berdiri dan berkembang sesuai dengan latar belakang sejarahnya, adalah untuk menghasilkan tenaga pendidik yang bermutu dan berkualitas demi memenuhi kebutuhan sistem pendidikan nasional, mengembangkan ilmu pendidikan serta menciptakan tenaga pendidik maupun non-pendidikan yang relevan yang diharapkan dapat bersaing dalam tataran global, dan inilah yang menjadi visi dari Universitas Negeri Jakarta. Ajang MPA menjadi tantangan tersendiri bagi UNJ untuk dapat secara relevan mampu mengenalkan UNJ dengan terbuka dan jujur kepada mahasiswa/i baru. MPA menjadi titik awal pembekalan mahasiswa/i tentang dunia kampus, dimana nantinya para mahasiswa/i diharapkan dapat menjadi pelaku atau agen perubahan dalam sebuah masyarakat dalam mengiringi proses pembangunan bangsa. Mahasiswa/i mempunyai tanggung jawab dan kewajiban terhadap perubahan, bukan hanya pada diri sendiri melainkan kepada masyarakat banyak. Mengerti akan keberadaan, kebutuhan dan posisi menjadi point penting bagi mahasiswa/i. Dengan memiliki kesadaran diri dan kepedulian yang tinggi terhadap realitas sosial adalah salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pelaksanaan program MPA. Beberapa pihak menilai bahwa mahasiswa/i berada pada kelas menengah, berbeda ketika kita melihat Marx yang membagi masyarakat menjadi dua kelas, yaitu kelas penindas (borjuis) dan tertindas (ploletariat). Fungsi dan peran mahaiswa/i – pun dapat diputarbalikkan dalam praktiknya, apakah menjadi corong atau memihak kepada penguasa atau sebaliknya menjadi pembela rakyat atas kebijakan-kebijakan penguasa yang tak berpihak kepada rakyat. Jelas peran dan fungsi mahasiswa/i bukanlah suatu pilihan yang memberatkan dalam menentukan sikap di atas, karena esensi mahasiswa/i adalah kaum intelektual muda yang memiliki posisi tawar yang strategis untuk membela rakyat dari segala penindasan dan pembodohan, bukan itu saja bahwa mahasiswa/i adalah bagian dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Ada beberapa hal yang menarik yang dapat kita amati dari pelaksanaan MPA, diantaranya adalah munculnya warna-warni yang menjadi ciri khas masing-masing jurusan yang ditampilkan melalui simbol-simbol perlengkapan MPA dan juga tema MPA di setiap jurusan. Ini jelas menunjukkan betapa majemuknya UNJ. Kita semua sangat berharap dari pelaksanaan MPA mahasiswa/i bukan lagi menjadi manusia tak tak mengerti dan memahami fungsi dan peran, untuk itulah hal ini menjadi tanggung jawab dan kewajiban segala pelaksana civitas akademik UNJ dalam mewujudkan apa yang menjadi motto UNJ yaitu "Building Future Leader" mempersiapkan pemimpim masa depan dan tentunya yang mampu bersaing dalam dunia global dengan kualitas individu yang mampu bersaing dan kompeten yang akan kembali ke masyarakat.

No comments: